Senin, 18 November 2013

Sikecil Sofi sang sahabat alam




Oleh : Bella pratiwi kp ( XII IPA 1 )




Terbayang bukan betapa bahagianya bila kita dapat menikmati hidup seribu tahun lagi lamanya dengan keadaan yang tenang, damai, terntram, dan sejahtera. Seperti halnya seorang gadis kecil yang amatlah lucu bernama sofi. Sofi tinggal bersama kakehnya di sebuah desa yang kecil namun penduduk sekitarnya sangatlah ramah. Sudah terlintas dibenak kita betapa indahnya suasa didesa, pastinya asri, hijau,tenang, nyaman jauh dari benak kita terbayang hal-hal yang sumrawut seperti dikota.

Suatu malam Sofi tidak bisa tidur kemudian dia menghampiri kakeknya yang tengah asik membelai-belai keris pusaka kesayangannya. Dengan nada manjanya sofi berbisik pada kakek .
“kek malem ini Sofi boleh minta sesuatu tidak sama kakek?” pintanya.

“mau minta apa memangnya kamu fi?” tanya kakek pada Sofi.

“Sofi minta didongengin sama kekek, kakek mau kan dongengin Sofi buat menghantar tidur Sofi kek”.

“yasudah nanti kakek dongengin fi, tak selesaikan dulu kerjaan kakek” saut kakek pada Sofi.

Kemudian tak berapa lama kakek menghampiri Sofi yang tengah asik berbaring di lencak dengan muka tak sabar untuk mendengarkan cerita kakek.

“sudah siap fi dengerin cerita kakek?”tanya kakek seraya membelai rambut Sofi.

“sudah dari tadi kali kek” saut Sofi dengan nada manjanya.

“kakek mau dongengin kamu tentang masa keil kakek saja ya fi, jadi dulu itu waktu kakek masih seumuran kamu gini kakek punya sebuah keinginan yang pengen banget kakek wujudin, mungkin keinginan kakek ini bisa dibilang sedehana. Kakek itu pengen banget hidup 1000 tahun lagi dibumi kita ini fi karena kakek ingin melihat anak cucu kakek mendapat semu yang mereka inginkan biar kakek juga ikutan bahagia terus ya fi yang ada diotak kakek itu suasana desa yang damai hijau dan permai fi. Tapi setelah kakek mengalami banyak masa dan sudah tau pahit manisnya dunia kini impian kakek hanya harapan belaka fi. Susah bagi kakek untuk mewujudkan impian itu” kakek menghentikan ceritanya.

“ kok bisa seperti itu kek, kenapa memangnya kek?”

“ karena orang-orang jaman sekarang itu tidak pandai besyukur fi. Mereka dianugrahkan oleh Tuhan alam yang melimpah akan kandungan sumber daya untuk kita malah digunakan seenak hati mereka untuk kesenangan yang bersifat sementara. Mereka tidak pernah memikirkan bagaimana dampak untuk masa depan. Lihatlah fi dimana-mana terjadi banjir dan tanah longsor semua itu ya berkat ulah tangan manusia yang serakh fi. Itulah yang membuat para generasi tua seperti kakek ini prihatin melihat keadaan bumi kita saat ini. Seharusnya anak-anak muda seperti kamu besok kedepannya harus lebih bisa menjaga lingkungan sekitar kita dari kerusakan, di Al-qur’an saja sudah diperintahkan bukan supaya kita menjaga lingkungan kita dari kehancuran yang semakin mengancam” cerita panjang kakek pada fi.

“ ohh iya kek fi juga pernah dikasih tau sama pak udztad kok kek, terus fi juga ikutan jadi kader lo kek di sekolah TK fi”.

“ Wah bagus kalo gitu fi kan kamu jadi lebih tau bagaimana cara memelihara alam ini supaya tidah cepat mengalami kerusakan fi”.

“ Iya kek Fi janji kek kalau Fi mau mewujudkan apa yang udah diimpi-impikan sama kakek dulu. Fi dan teman-teman akan berusaha sekuat tenaga Fi menjaga alam ini supaya Fi bisa hidup 1000 tahun lagi ya kek bersama kakek anak fi dan cucu Fi kelak”.

  Nah itu baru cucu kakek bangga kakek pada fi. Sekarang fi tidur ya sudah malam ceritanya dilanjutin brsok lagi aja ya fi” pinta kakek pada fi.

  Baiklah kek Fi udah enggak sabar besok pangin pengen lebih banyak lagi nyiramin bunga dikebun kita kek” ujan Sofi sembari masuk kedalam kamar.

            Semenjak itu Sofi selalu rajin menyirami tanaman bunga yang berada dikebunnya bahkan terkadang dia menanam beberapa macam tanaman obat yang sering dibutuhkan kakeknya untuk meramu obat tradisional. Alasannya agar kakeknya mudah mencari rempah-rempah tumbuhan yang dibutuhkan untuk meramu obat. Si Sofi yang masih kecil saja semangat untuk menjaga lingkungannya tinggi mengapa orang dewasa diluar sana banyak yang tidak peduli lalu bagaimana jika alam murka pada umat manusia mau jadi apa kita kelak apakah kita akan diam saja melihat Fi seperti itu.