Oleh : Dysabel Zakia Dewanti
Ketika polusi sudah menyerang jantung bumi
Hijaumu pasti dinantikan,
Ketika jiwa-jiwa telah bangun dari drama antagonisnya
Wahai penopang hidup yang hijau
Bawalah hijaumu itu ke penjuru-penjuru
bumi
Sebarlah benih-benihnya ke landasan bumi
Selamatkan bumiku,
Dari tangan-tangan jiwa antagonis
Tatkala penopang yang hijau memberi isyarat,
Hijauku akan merunduk,
Pada jiwa yang protagonis
Pada jiwa yang mau menimang hijauku
Mana jiwa-jiwa itu
Mendengar isyarat rintih,
Jiwa protagonis bangkit
Mengobati bumi yang terluka
Terlalu parah lukanya
Ribuan hijaupun tak kan cukup
mengobatinya
Jiwa protagonis akan memusnahkan,
Memusnahkan naskah yang diperankan jiwa antagonis
Menggantinya dengan naskah baru
Seperti menyadarkan
Hei antagonis
Betapa terpuruknya bumi,
Jikalau jiwamu tak berpaling.
Ikutlah denganku,
Mengobati bumi yang semakin kritis
Merakit hijau yang lebih banyak lagi
Dari sekedar ribuan