Oleh : Adinda Erdiana
Tahukah kamu? Sebenarnya, Indonesia memiliki banyaaaak sekali hal-hal yang patut dibanggakan!
Indonesia memiliki wilayah yang beriklim tropis dengan curah
hujan yang tinggi, tanah yang subur yang memungkinkan wilayah Indonesia kaya
akan keragaman hayati, tapi… yah, karena
ulah kita sendiri, banyak sekali yang nyaris punah.
Begini nih, sejarahnya.
Pada permulaan abad ke-20, sekitar 82% wilayah Indonesia
masih ditutupi oleh hutan. Kemudian, penebangan hutan meningkat dengan sangat cepat ketika Indonesia mulai mengembangkan
industri kertas, kayu dan bubur kayu berskala besar.
Akibatnya, sejak akhir tahun 1990-an diperkirakan rata-rata
20.000 km2
hutan di Indonesia musnah setiap tahun. Mirisnya
lagi, kira-kira lebih dari setengah dari seluruh kayu itu diambil melalui penebangan liar.
Apa akibatnya? Tentu saja perubahan iklim.
Para ilmuwan percaya bahwa terjadinya perubahan iklim
disebabkan oleh peningkatan efek rumah kaca. Nah, gas rumah kaca ini terdiri
dari gas-gas seperti karbon dioksida, metana, dan nitro oksigen. Gas-gas ini
secara alami ada di atmosfer bumi, dan mereka memiliki peran penting; membantu
menahan sebagian energi matahari (panas) dan menghangatkan permukaan bumi.
Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan lebih banyak
panas yang tertahan. Kenaikannya mencapai 25% pada 150 tahun erakhir. Fenomena
ini biasa juga disebut 'Global Warming'.
Penggundulan, perambahan huta, serta pembakaran bahan bakar
fosil dalam skala besar seperti yang terjadi di sektor industri dan
transportasi diyakini sebagai penyebab utama meningkatnya efek rumah kaca.
Penggundulan hutan terjadi ketika
sebagian besar area hutan dirusak; entah ditebang untuk kayunya atau untuk
dijadikan lahan pembangunan.
Pada 40 tahun terakhir, 45% hutan di
dunia telah hilang. Bayangkan, dalam waktu yang sangat pendek itu, 40 tahun! Kondisi ini menyebabkan berkurangnya
kemampuan bumi untuk mengubah CO2 menjadi O2. Aktivitas manusia seperti
penggundulan hutan dan pembukaan lahan peternakan merupakan salah satu dari
dari banyaaak sekali faktor yang
menjadikan tanah gersang dan renggang. Akibatnya, ketika turun hujan, tanah
mudah tercuci dan hanyut, sehingga sungai penuh dengan sedimen.
Selain itu, ada juga faktor kebakaran hutan.
Kebakaran hutan merupakan bagian dari bencana alam.
Kebakaran yang terjadi secara alami dapat merwat hutan, karena dapat
menyuburkan rumput dan beberapa tanaman dapat menumbuhkan pohon baru. Selain
itu, kebakaran hutan dalam skala kecil dapat membersihkan hutan dari pohon mati
dan rumput kering.
Dengan kata lain... kebakaran hutan secara alami justru
membantu alam. Sedangkan, yang merusak yang kebakaran hutan skala besar yang
seringnya terjadi karena kelalaian dan ketamakan manusia sendiri.
Nah, bagaimana caranya untuk memperlambat Global Warming?
Pertama, mulailah dari diri sendiri! Perhatikan
bagaimana diri kalian berperilaku terhadap lingkungan. Seperti terquote dari
Twitter user @indoprobs, “When littering
isn’t even a habit anymore, it’s become a personality trait”. Nah, karena
itulah kita harus berusaha mengubah ‘personality
trait’ itu.
Kedua, ingatkanlah orang-orang
disekitarmu! Untuk mencegah Global Warming sepenuhnya mungkin tidaklah mudah,
tapi, paling tidak ingatkanlah orang-orang yang kau sayangi. Bila semua orang
saling mengingatkan, tentunya objektif “mencegah Global Warming” pasti bisa
tercapai!
Selain itu, banyak hal yang bisa
dilakukan. Cobalah membiasakan menggunakan bus atau alat transportasi umum
lainnya! Buanglah sampah pada tempatnya! Tanamlah pohon atau adakanlah acara
‘tanam seribu pohon’!
One person counts. Sedikit sedikit,
lama-lama menjadi bukit! Semangat, ayo kita mengubah dunia menjadi lebih baik
lagi!