Terbayang bukan
betapa bahagianya bila kita dapat menikmati hidup seribu tahun lagi lamanya
dengan keadaan yang tenang, damai, terntram, dan sejahtera. Seperti halnya
seorang gadis kecil yang amatlah lucu bernama sofi. Sofi tinggal bersama
kakehnya di sebuah desa yang kecil namun penduduk sekitarnya sangatlah ramah.
Sudah terlintas dibenak kita betapa indahnya suasa didesa, pastinya asri,
hijau,tenang, nyaman jauh dari benak kita terbayang hal-hal yang sumrawut
seperti dikota.
Suatu malam Sofi
tidak bisa tidur kemudian dia menghampiri kakeknya yang tengah asik
membelai-belai keris pusaka kesayangannya. Dengan nada manjanya sofi berbisik
pada kakek .
“kek malem ini Sofi boleh minta sesuatu
tidak sama kakek?” pintanya.
“mau minta apa memangnya kamu fi?” tanya
kakek pada Sofi.
“Sofi minta didongengin sama kekek,
kakek mau kan dongengin Sofi buat menghantar tidur Sofi kek”.
“yasudah nanti kakek dongengin fi, tak selesaikan
dulu kerjaan kakek” saut kakek pada Sofi.
Kemudian tak berapa lama kakek
menghampiri Sofi yang tengah asik berbaring di lencak dengan muka tak sabar
untuk mendengarkan cerita kakek.
“sudah siap fi dengerin cerita
kakek?”tanya kakek seraya membelai rambut Sofi.
“sudah dari tadi kali kek” saut Sofi
dengan nada manjanya.
“kakek mau dongengin kamu tentang masa
keil kakek saja ya fi, jadi dulu itu waktu kakek masih seumuran kamu gini kakek
punya sebuah keinginan yang pengen banget kakek wujudin, mungkin keinginan
kakek ini bisa dibilang sedehana. Kakek itu pengen banget hidup 1000 tahun lagi
dibumi kita ini fi karena kakek ingin melihat anak cucu kakek mendapat semu
yang mereka inginkan biar kakek juga ikutan bahagia terus ya fi yang ada diotak
kakek itu suasana desa yang damai hijau dan permai fi. Tapi setelah kakek
mengalami banyak masa dan sudah tau pahit manisnya dunia kini impian kakek
hanya harapan belaka fi. Susah bagi kakek untuk mewujudkan impian itu” kakek
menghentikan ceritanya.
“ kok bisa seperti itu kek, kenapa memangnya
kek?”
“ karena orang-orang jaman sekarang itu
tidak pandai besyukur fi. Mereka dianugrahkan oleh Tuhan alam yang melimpah
akan kandungan sumber daya untuk kita malah digunakan seenak hati mereka untuk
kesenangan yang bersifat sementara. Mereka tidak pernah memikirkan bagaimana
dampak untuk masa depan. Lihatlah fi dimana-mana terjadi banjir dan tanah
longsor semua itu ya berkat ulah tangan manusia yang serakh fi. Itulah yang
membuat para generasi tua seperti kakek ini prihatin melihat keadaan bumi kita saat
ini. Seharusnya anak-anak muda seperti kamu besok kedepannya harus lebih bisa
menjaga lingkungan sekitar kita dari kerusakan, di Al-qur’an saja sudah
diperintahkan bukan supaya kita menjaga lingkungan kita dari kehancuran yang
semakin mengancam” cerita panjang kakek pada fi.
“ ohh iya kek fi juga pernah dikasih tau
sama pak udztad kok kek, terus fi juga ikutan jadi kader lo kek di sekolah TK
fi”.
“ Wah bagus kalo gitu fi kan kamu jadi
lebih tau bagaimana cara memelihara alam ini supaya tidah cepat mengalami
kerusakan fi”.
“ Iya kek Fi janji kek kalau Fi mau
mewujudkan apa yang udah diimpi-impikan sama kakek dulu. Fi dan teman-teman
akan berusaha sekuat tenaga Fi menjaga alam ini supaya Fi bisa hidup 1000 tahun
lagi ya kek bersama kakek anak fi dan cucu Fi kelak”.
“
Nah itu baru cucu kakek bangga kakek pada fi. Sekarang fi tidur ya sudah
malam ceritanya dilanjutin brsok lagi aja ya fi” pinta kakek pada fi.
“
Baiklah kek Fi udah enggak sabar besok pangin pengen lebih banyak lagi
nyiramin bunga dikebun kita kek” ujan Sofi sembari masuk kedalam kamar.
Semenjak itu Sofi selalu rajin
menyirami tanaman bunga yang berada dikebunnya bahkan terkadang dia menanam
beberapa macam tanaman obat yang sering dibutuhkan kakeknya untuk meramu obat
tradisional. Alasannya agar kakeknya mudah mencari rempah-rempah tumbuhan yang
dibutuhkan untuk meramu obat. Si Sofi yang masih kecil saja semangat untuk
menjaga lingkungannya tinggi mengapa orang dewasa diluar sana banyak yang tidak
peduli lalu bagaimana jika alam murka pada umat manusia mau jadi apa kita kelak
apakah kita akan diam saja melihat Fi seperti itu.